UPAYA MITIGASI NON STRUKTURAL

Indonesia merupakan Negara yang tidak dapat lepas dari ancaman bencana. Hal tersebut dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang berada pada pertemuan lempeng-lempeng tektonik. Lempeng tersebut antara lain lempeng Eurasia, , Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia menabrak lempeng Eurasia di lepas pantai sumatera, jawa dan Nusa tenggara, sementara itu lempeng pasifik bertabrakan dengan lempeng Indo-Asutralia di utara irian dan Maluku utara. Terjsdinys tumbukan tersebut, sehingga Negara ini rawan sekali oleh bencana gempa bumi. Selain itu akibat dari tumbukan antar lempeng menghasilkan bentukan berupa gunungapi. Jumlah gunungapiu yanbg aktif sekitar 140 buah.Bahaya letusan gunungapi juga sangat berpotensi terjadi di Indonesia. Kemudian bahaya longsor juga mengancam. Besarnya curah hujan dapat menyebabkan terjadinya longsor di beberaopa tempat. Besarnya potensi bencana yang terjadi memaksa kita Sebagai warga Negara yang tinggal di daerah rawan bencana, kita harus mengenal alam kita ini.Ketika bencana terjadi ada upaya dari kita untuk mengurangi suatu dampak bahaya yang terjadi. Hal tersebut dikenal sebagai mitigasi.

Mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana,baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan mengatasi anczman bencana. Ancaman bencana dapat terjadi sewaktu-waktu, namun bukan berarti kita tidak mempu untuk mengurangi dampak bencana. Upaya mitigasi melalui pembangunan fisik dikenal sebagai mitigasi structural, sedangkan upaya berupa penyadaran kepada masyarakat tentang risiko bencana dikenal sebagai mitigasi non structural.
Pentingnya mitigasi non structural

Mitigasi non structural menurut saya lebih efektif, walaupun perlu pula dikombinasikan dengan mtigasi structural. Berbagai upaya mitigasi non structural antara lain melakukan pelatihan, pendidikan, penyuluhan/sosialisasi, penataan ruang dan relokasi. Ketika masyarakat telah mengetahui resiko bencana melalui usaha-usaha tersebut, maka dampak korban jiwa, minimal dapat dikurangi. Masyarakat akan tau apa yang harus dilakukan ketika gempa bum, banr, tsunamii terjadi dan sebagainya. Msayarakat tidak akan terpengaruh oleh isu-isu tertentu yang membuat panic ketika terjadi bencana. Namun usaha mitigasi non structural tersebut seringkali tidak mudah dilakukan, terutama kepada masyarakt usia tua/lansia. Sehingga ketika bencana terjadi, masyarakat harus bersama-sama saling membantu untuk mengurangi dampak bencana.


Bagaimana langkah yang harus dilakukan?
1. Memberikan pendidikan dan pelatihan kebencanaan
Langkah tersebut dilakukan oleh masyarakat dibantu oleh pemerintah daerah terkait, peneliti, dosen maupun lembaga tertentu dengan memberikan suatu pendidikan tentang bencana yang terjadi. Pendidikan tersebut dapat berupa pengenalan karakteristik bencana, tipe bencana, bagaimana dan apa yang harus dilakukan jika bencana datang. Masyarakat diberikan langkah cepat yang harus dilakukan jika bencana datang tiba-tiba.

2. Memberikan sosialisasi
Sosialisasi juga penting untuk dilakukan. Biasanya sosialisasi dilakukan oleh pemerintah daerah melalui BPBD Badan Nasional Bencana Daerah). Masyarakat sebagai target sosialisasi diberikan pengetahuan tentang bencana yang sering terjadi di daerah tersebut dan memberikan langkah-langkah cepat yang harus dilakukan.

3. Penataan Ruang
Penataan ruang dan relokasi sangat penting dilakukan agar resiko bencana dan korban tidak terjadi lagi. Permukiman yang terkena bencana sebelumnya dipindahkan ke daerah lain yang lebih aman. Daerah yang memiliki potensi terhadap bencana diatur kembali untuk dipindahkan menjauhi daerah dengan resiko bencana lebih besar.

4. Membentuk organisasi penanggulangan bencana tingkat kampong/Desa
Masyarakat dapat saling membantu ketika terjadi bencana maupun ketika sebelum bencana dalam organisasi tersebut. Adanya organisasi tingkat lingkup kecil tersebut tentunya akan lebih dapat mengkoordinir warganya. Organisasi tersebut dapat bersama dengan pemerintah daerah memberikan pelatihan, simulasi bhencana, memberikan papan-papan jalur evakuasi, menyiapkan tanah lapang yang aman dari bencana untuk membangun barak pengungsian dan sebagainya. Bahkan ketika bencana terjadi, dalam lingkup kecil tersebut lebih mudah untuk memberikan bantuan, terutama makanan.

Comments