A. Pengertian Geomorfologi Fluvial
Satuan geomorfologi yang pembentukannya erat hubungannya dengan proses fluviatil. Proses fluviatil adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang tidak terkonsentrasi ( sheet water). Proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan oleh air permukaan.
B. Sungai
1. Pengertian sungai
Sungai adalah permukaan air yang mengalir mengikuti bentuk salurannya.
2. Klasifikasi lembah sungai
2.1.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas genetic (asal mula pembentukan)
· Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng topografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi pedoman, bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.
· Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau zona yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal dan memahami genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalam penafsiran geomorfologi. Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen berkembang belakangan.
· Sungai obsekuen adalah sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemirigan dip batuan atau berlawanan dengan aliran sungai konsekuen. Sungai ini biasanya merupakan cabang sungai subsekuen.
· Sungai Resekuen adalah sungai yang alirannya searah dengan sungai konsekuen tetapi terbentuknya kemudian setelah pengangkatan. Sungai resekuen biasanya merupakan cabang sungai subsekuen
· Sungai Insekuen adalah sungai yang arah alirannya tidak teratur. sungai ini mencari batuan yang lebih lunak untuk diterobos seperti daerah yang berstadia tua dan mengalami erosi kuat.
· Sungai Superposed atau sungai Superimposed adalah sungai yang terbentuk diatas permukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai memotong ke bagian bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur agar supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata lain sungai superposed adalah sungai yang berkembang belakangan dibandingkan pembentukan struktur batuannya.
· Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan keberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.
2.2.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas bentuk lembah
· Dendritik : pola pengaliran dengan bentuk seperti pohon, dengan anak-anak sungai dan cabang-cabangnya mempunyai arah yang tidak beraturan. Umumnya berkembang pada batuan yang resistensinya seragam, batuan sedimen datar, atau hampir datar, daerah batuan beku masif, daerah lipatan, daerah metamorf yang kompleks. Kontrol struktur tidak dominan di pola ini, namun biasanya pola aliran ini akan terdapat pada daerah punggungan suatu antiklin.
· Radial, adalah pola pengaliran yang mempunyai pola memusat atau menyebar dengan 1 titik pusat yang dikontrol oleh kemiringan lerengnya.
· Rectanguler : pola pengaliran dimana anak-anak sungainya membentuk sudut tegak lurus dengan sungai utamanya, umumnya pada daerah patahan yang bersistem (teratur).
· Trellis, adalah bentuk seperti daun dengan anak-anak sungai sejajar. Sungai utamanya biasanya memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan. Umumnya terbentuk pada batuan sedimen berselang-seling antara yang mempunyai resistensi rendah dan tinggi. Anak-anak sungai akan dominan terbentuk dari erosi pada batuan sedimen yang mempunyai resistensi rendah.
2.3.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas struktur pengontrol
Sungai Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.
2.4.Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas sifat aliran
Sungai dapat dibedakan menjadi 3 macam tipe, yaitu :
· Sungai Permanen/Perennial : yaitu sungai yang mengalirkan air sepanjang tahun dengan debit yang relatif tetap. Dengan demikian antara musim penghujan dan musim kemarau tidak terdapat perbedaan aliran yang mencolok. Tipe sungai ini biasanya terdapat didaerah yang beriklim basah, daerah kutub, dan subkutub. Di Indonesia tipe sungai ini berkembang apabila kondisi lahannya dapat mendukung. Contoh : Sungai permanen di Indonesia.
· Sungai Musiman/Periodik/Intermitten : yaitu sungai yang aliran airnya tergantung pada musim. Pada musim penghujan ada alirannya dan musim kemarau sungai kering. Berdasarkan sumber airnya sungai intermitten dibedakan : a) Spring fed intermitten river yaitu sungai intermitten yang sumber airnya berasal dari air tanah dan b) Surface fed intermitten river yaitu sungai intermitten yang sumber airnya berasal dari curah hujan atau penciran es.
· Sungai Tidak Permanen/Ephemeral : yaitu sungai tadah hujan yang mengalirkan airnya sesaat setelah terjadi hujan. Karena sumber airnya berasal dari curah hujan maka pada waktu tidak hujan sungai tersebut tidak mengalirkan air.
2.5.Tiga aktivitas utama sungai
a. Erosi
Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai. Erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu
· Quarrying, yaitu pendongkelan batuan yang dilaluinya.
· Abrasi, yaitu penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.
· Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope pada Meander.
· Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
Berdasarkan arahnya, erosi dapat dibedakan menjadi :
v Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada daerah bagian hulu dari sungai menyebabkan terjadinya pendalaman lembah sungai.
v Erosi lateral, yaitu erosi yang arahnya mendatar dan dominan terjadi pada bagian hilir sungai, menyebabkan sungai bertambah lebar .
v Erosi yang berlangsung terus hingga suatu saat akan mencapai batas dimana air sungai sudah tidak mampu mengerosi lagi dikarenakan sudah mencapai erosion base level.
v Erosion base level ini dapat dibagi menjadi
ultimate base level yang base levelnya berupa permukaan air laut dan temporary base level yang base levelnya lokal seperti permukaan air danau, rawa, dan sejenisnya.
Intensitas erosi pada suatu sungai berbanding lurus dengan kecepatan aliran sungai tersebut. Erosi akan lebih efektif bila media yang bersangkutan mengangkut bermacam-macam material. Erosi memiliki tujuan akhir meratakan sehingga mendekati ultimate base level.
b. Transportasi
Transportasi adalah terangkutnya material hasil erosi, dengan cara terbawa dalam larutan, melompat, menggelinding. Transportasi mengangkut material oleh suatu tubuh air yang dinamis yang diakibatkan oleh tenaga kinetis yang ada pada sungai sebagai efek dari gaya gravitasi
Dalam membahas transportasi sungai dikenal istilah :
· stream capacity : jumlah beban maksimum yang mampu diangkat oleh aliran sungai
· stream competance : ukuran maksimum beban yang mampu diangkut oleh aliran sungai.Sungai mengangkut material hasil erosinya secara umum melalui 2 mekanisme, yaitu mekanisme bed load dan suspended load .
Mekanisme bed load : pada proses material-material tersebut terangkut sepanjang dasar sungai, dibedakan menjadi beberapa cara, antara lain :
v Traction : material yang diangkut terseret di dasar sungai.
v Rolling : material terangkut dengan cara menggelinding di dasar sungai.
v Saltation : material terangkut dengan cara menggelinding pada dasar sungai.
Mekanisme suspended load : material-material terangkut dengan cara melayang dalam tubuh sungai, dibedakan menjadi :
v Suspension : material diangkut secara melayang dan bercampur dengan air sehingga menyebabkan sungai menjadi keruh.
v Solution : material terangkut, larut dalam air dan membentuk larutan kimia.
c. Deposisi
Proses sedimentasi yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang, maka material yang berukuran kasar akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diendapkan material yang lebih halus. Ukuran material yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya energi pengangkut, sehingga semakin ke arah hillir ukuran butir material yang diendapkan semakin halus.
C. Bentuklahan Bentukan Asal Fluvial
1. Dataran aluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau mengikuti aliran sungai.
Dataran alluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran lembah sungai. daerah alluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan.
2. Dataran banjir
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur.
3. Tanggul alam sungai (natural levee)
Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.
\
4. Rawa belakang (backswamps)
Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian dari dataran banjir dimana simpanan tanah liat menetap setelah banjir. Backswamps biasanya terletak di belakang sungai alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh dari saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir, material terberat tetes keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih besar
Relief : Cekung – datar
Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak
Proses :Sedimentasi
Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentassi.
5. Kipas aluvial
Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air yang baik.
6. Teras sungai
teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
proses-proses yang telah terjadi di masa lalu. teras sungai
merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada sungai. Proses deposisi,
proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan aliran overbank sangat
berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran banjir. Faktor yang
mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras sungai adalah
perubahan base level of erosion dan perubahan iklim
7. Gosong sungai (point bar)
Relief : Datar – berombak
Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak
Proses :Sedimentasi
Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu gosong tumpul dan bagian hilir menyudut.
8. Sungai teranyam (braided stream)
Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar, alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga anastomosis( Fairbridge, 1968).
9. Sungai meander dan enteranched meander
Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.
10. Delta dan macamnya
Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level. Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap terangkut oleh
aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan sedimen. Akhirnya
lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian sungai yang
mendekati muaranya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama, sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
D. Daftar Pustaka
http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-fluvial.html
http://geologi.ugm.ac.id/gdl42/gdl.php?mod=browse&op=read&id=tglugm--msitocahyo-90
http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai
http://lingkunganhijau08007.blogspot.com/2010/01/hidrologi-dataran-alluvial-pernah-ada.html
http://sim.nilim.go.jp/ge/SEMI2/Presentation/1Sampurno/Seminar.doc
http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2010/05/hidrologi-bagian-ii.html
www.uwsp.edu/geo/.../alluvial_landforms_page_1.html
wah nemu blog e mas habib hihi
ReplyDeletethanks mas habeeb, orgnya ganteng, kreatif pula. membantu bangeett,,,,
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteVery nice article, totally what I was looking for.
ReplyDeleteAlso visit my weblog: cleoeurope.org
Undeniably believe that which you said. Your favorite reason appeared to be on the internet
ReplyDeletethe simplest thing to be aware of. I say to you, I certainly get irked while people think about worries
that they plainly don't know about. You managed to hit the nail upon the top as well as defined out the whole thing without having side-effects , people could take a signal. Will probably be back to get more. Thanks
my website :: followers on twitter free